Album “Gnosis” karya Spectral Lore merupakan sebuah eksplorasi musikal yang memperlihatkan keberanian Ayloss untuk menembus batas-batas konvensional dalam genre black metal dan ambient. Setelah sukses menghadirkan karya dengan gaya elektronik murni dan ritualistik pada EP sebelumnya, Voyager, kali ini Ayloss membawa pendengar ke arah yang berlawanan: sebuah perjalanan ke dunia kuno melalui komposisi meditatif dengan sentuhan gitar metal, bass yang dinamis, dan atmosfer yang terinspirasi oleh nuansa Hellenistik dan Timur.
Sebagai karya yang lebih dekat dengan akar musikal Spectral Lore dibandingkan Voyager, Gnosis tetap menghadirkan eksperimen yang unik. Paruh awal tracklist album ini cenderung menonjolkan gitar atmosferik yang mengalir bak mimpi, dengan ritme yang terasa lebih sebagai latar daripada pusat perhatian, berbeda dengan agresi dan intensitas tremolo picking yang kita kenal dari album seperti Sentinel. Namun, momen-momen penuh energi dan keganasan masih muncul, terutama pada lagu seperti “A God Made of Flesh and Consciousness”, yang memadukan permainan gitar berat dengan drum yang intens.
Selain elemen metal, album ini juga menyuguhkan komposisi folk dengan sentuhan psikedelik seperti pada “Averroes’ Search”. Ada pula track minimalis seperti “For Aleppo”, di mana gitar akustik dan latar ambient yang monoton menciptakan atmosfer meditatif yang mendalam, meski berpotensi menguji kesabaran pendengar. Di antara semua track, “Gnosis’ Journey Through the Ages” menjadi sorotan, menghadirkan hook melodi yang kuat dengan perpaduan rasa urgensi dan keagungan.
Secara keseluruhan, Gnosis berhasil menjalankan misinya sebagai musik pendukung untuk refleksi mendalam. Album ini mengundang pendengar untuk tenggelam dalam kontemplasi, baik dalam keheningan maupun aktivitas yang memungkinkan imajinasi melayang bebas. Pilihan untuk menyembunyikan vokal dalam mix, meski memiliki lirik yang substansial, menambahkan lapisan interpretasi bagi pendengar untuk menemukan makna mereka sendiri. Momen-momen di mana vokal muncul secara eksplosif, seperti dalam “A God Made…”, terasa memukau, meski tetap diatur agar tidak mendominasi instrumen.
Bagi penggemar synthwave atau elemen elektronik seperti yang ditemukan pada Voyager, Gnosis mungkin terasa kurang memikat. Namun, album ini tetap merupakan eksperimen yang berhasil, menggabungkan riff tradisional dengan pendekatan modern, sekaligus menjadi jembatan yang menarik menuju karya penuh berikutnya dari Spectral Lore.
Spectral Lore kembali membuktikan bahwa mereka adalah nama yang patut diperhitungkan dalam lanskap musik eksperimental, menjadikan Gnosis sebagai perjalanan musikal yang tak boleh dilewatkan bagi para pencinta black metal atmosferik dan eksplorasi lintas genre.